Hidup gak sekedar bernafas

Posts tagged “Pengalaman

Penipuan Bermodus Seminar Gratis DIKTI

Siang ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Penipuan yang cukup berani dengan mengatasnamakan lembaga besar serta menggunakan nama-nama petinggi di dalamnya.

sumber: ps8auto

jadi begini ceritanya, langsung saja kita menju ke TEEE KAAA PEEE..!! *malah OVJ’an* 😀

Jam 11.20 ada sms masuk dari  083871276879 yang berisi :

“Yth. Abraham Wahab. Segera hubungi Bpk.Dr.Harun,MM (Kadisdik Jatim) 081287281069 Perihal: Seminar Gratis Dari Dikti Bu Sri TU Diknas”

Dikarenakan hape saya tinggal di kamar jadi sekitar jam 12 saya baru membacanya dan sedikit bingung dengan maksud sms tersebut. Kebetulan Pakdhe Kaconk lagi main di kontrakan saya, jadi sms ini saya beritahukan juga ke dia.  Dia berpesan untuk hati-hati karna bisa jadi ini penipuan. Sebenarnya saya sendiri juga ragu-ragu, tetapi karena ini membawa nama lembaga pendidikan yang tidak main-main, maka saya mencoba menelusurinya. Yang membuat penasaran, kok bisa tau nama saya secara lengkap dan benar, selain itu Bpk. Harun itu memang Kadisdik Jatim dan juga ini kan seminar gratis, gak pake minta uang segala. Tapi yang membuat aneh, kenapa pake nomor hape pribadi, tidak nomor telepon kantor dan kok diurusin sendiri, apa bawahan beliau sibuk semua ya. :p

Akhirnya saya pun menghubungi Bapak Harun. Suara dan juga nada bicaranya sangat meyakinkan sekali, seperti memang seorang pejabat, dan juga menggunakan salam. Dari situ saya mendapatkan informasi bahwa saya terpilih untuk mengikuti seminar nasional mengenai kewirausahaan secara gratis, dan semuanya ditanggung oleh dikti. Saya termasuk dari 200 orang peserta yang nantinya mendampingi Kadisdik Jatim dalam seminar tersebut. Alasan kok bisa saya terpilih adalah karena saya alumni M.I. Islamiyah Madiun, Jawa Timur (dan itu benar). Saya mendapat dana 20 juta (wow) untuk transportasi, akomodasi dan konsumsi seminar. Dan seminar tersebut akan diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta tanggal 23-24 Juli 2011.

Beuh.. luar biasa sekali.. siapa coba yang gak tertarik jalan-jalan ke Jakarta gratis, ikut seminar nasional kewirausahaan lagi. Selain itu saya juga mendapatkan no perserta seminar atas nama saya, yaitu: 200/semnas/9997175/dikti/2011. Langkah selanjutnya saya harus menghubungi Bapak Prof. Dr. Supriadi Rustan yang katanya Direktur Disnakertrans. (apa hubungannya coba!?) Saya masih belum mendapatkan informasi apakah beliau memang Direktur ato bukan.

sumber: jevanjoe

Saya pun menghubungi Bapak Supriadi di nomor hape 085311551325, sekali lagi suara dan nada bicaranya kembali sangat meyakinkan. Disini saya kembali diberikan informasi untuk pencairan dana, saya disuruh mengirimkan sms 2 nomor rekening bank untuk pencairan, karena pencairannya 2 rekening, yaitu masing-masing 10 juta. Setelah saya sms dan telfon kembali saya mendapatkan nomor referensi kode etik keuangan dikti yang katanya ini rahasia dan harus dijaga agar tidak jatuh ke orang yang salah karena bisa membobol keuangan dikti. Selain itu saya juga diminta untuk mengaktifkan nomor referensi tersebut melalui ATM.

Saya pun segera meluncur ke ATM dan kembali menelfon Bapak Supriadi, katanya saya akan dibimbing untuk langkah-langkah pengaktifan agar tidak salah. Sebenarnya hal ini cukup aneh dan membingungkan, tapi karena saya masih penasaran maka syaa mengikutinya saja. Di depan mesin ATM sambil telfon beliau, saya dipandu untuk pengaktifannya. Pertama saya disuruh untuk cek saldo agar bisa tau uang sudah masuk atau belum. Saya pun memberitahukan bahwa isi saldo saya 850 ribu. Setelah itu saya disuruh masuk menu transfer, dari sini saya mulai curiga. Disini saya disuruh memasukkan nomor referensi yang beliau sebutkan. Sambil agak protes saya bertanya kok nomor referensinya tidak sama dengan yang tadi diberikan, dan ini diisikan di menu nomor rekening bank tujuan. Tapi beliau tetap menyangkal bahwa ini bukan transfer tapi pengaktifan referensi dulu. Di menu nominal saya kembali disuruh untuk memasukkan nomor referensi yang lain, kalo tidak salah ingat tadi 750123 (yang itu berarti Rp 750.123,-). Wah ini benar saya disuruh transfer, dalam batin saya berkata. Sampai akhirnya masuk di menu terakhir, yaitu keterangan penerima transfer. Disitu saya mendapati bank tujuan BNI dengan nama pemilik Sdri. Iman S. (kalo gak salah ingat). Saya kembali protes bahwa ini adalah langkah transfer, bukan pengaktifan referensi. Tapi beliau tetap kukuh dan menyuruh saya untuk melanjutkan proses tersebut. Akhirnya karna saya sadar bahwa ini penipuan dengan alasan pulsa habis saya menutup telfon dan membatalkan transfer.

 

Diluar ATM saya ditelfon kembali oleh Bapak Supriadi dan menayakan bagaimana kelanjutannya tadi. Saya bilang dibatalkan dan itu adalah transfer. Beliau masih menyangkalnya dan katanya proses tersebut belum selesai. Beliau bilang uang dikti bisa hilang kalo proses ini tidak dilanjutkan. Saya tanyakan proses selanjutnya bagaimana, dan saya disuruh kembali mengulangi langkah-langkah sebelumnya. Akhirnya dengan nada kesal saya akhiri pembicaraan telfon tersebut dengan alasan “ya nanti dulu pak!”. Saya memutuskan untuk pulang  dan sampai di kontrakan saya kembali mendapat sms dari Bapak Supriadi bahwa saya disuruh telfon kembali karna dia sudah ditunggu laporannya oleh bapak Dirjen.

Huuft.. untung saja saya masih diberi kesadaran untuk tidak tertipu dan kehilangan uang. Karena uang tersebut digunakan untuk bayar kos. Sambil nulis blog ini saya baru sadar apa yng dikatakan Bapak Supriadi tadi itu benar, kalo prosesnya tidak dilanjutkan maka uang dikti bisa hilang. Ya iyalah, kalo tidak dilanjutkan maka saya tidak jadi transfer dan beliau kehilangan uang hasil transferan saya, Hahahaha.. 😀 Karna nomor rekening saya sudah ditangan mereka, akhirnya sayapun harus mengosongkan saldo rekening. Ya untuk jaga-jaga nanti dari pada besok saya cek saldo lagi tau-tau udah dibobol duluan kan berabe jadinya.

sumber: wongalus

Dengan kejadian ini bisa kita ambil pelajaran bahwa kita harus semakin hati-hati. Saya tidak bermaksud untuk menuduh lembaga dan orang-orang tersebut, tapi oknum yang menyalahgunakan dan mengatasnamakan tanpa tanggungjawab dan digunakan untuk berbuat kejahatan itu yang salah. Harapannya teman-teman bisa lebih hati-hati, karna ini bisa terjadi oleh siapa saja, kapan saja, dan dengan modus yang berbagai macam. Saya sudah menghubungi Dikti Pusat untuk klarifikasi dan itu memang benar penipuan. Sedangkan untuk Kadisdik Jatim nomor teleponya masih belum bisa dihubungi.

Saya kasihan dengan para pejabat yang namanya disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Harapan saya, instansi yang terkait bisa menyelasikan kasus seperti ini. Tidak hanya pejabatnya, tapi banyak masyarakat yang juga merasa sangat dirugikan dengan kasus seperti ini, baik rugi secara materi maupun moril. Bagi teman-teman yang lain juga harap hati-hati dengan jejaring sosial yang digunakan, bisa jadi para penipu tersebut mendapatkan informasi dari jejaring sosial tersebut.